MADING, Gadget Sederhana SMP Negeri Satu Atap Pene Selatan

MADING (Majalah Dinding)
Gadget Sederhana SMP Negeri Satu Atap Pene Selatan
Bagi mereka (siswa) ini adalah sesuatu yang baru, sesuatu yang mengajak mereka keluar dari segala keterbatasan, dan mencoba mengeksplorasi dirinya melalui tulisan.
Sesuatu yang membuat mereka berantusias dalam membaca, belajar bagaimana caranya menulis, atau mengungkapkan perasaan mereka melalui media ini.
Di sini, (SMP Negeri Satu Atap Pene Selatan), siswa dilarang utk membawa handphone/ gadget/ ponsel pintar, jadi sesuatu inilah satu-satunya media yang menghubungkan perasaan terdalam mereka, mau tulis status, mau komen-komen ya di sini, melalui sesuatu inilah mereka berlomba menulis status.

Mading yang merupakan akronim dari Majalah Dinding, merupakan sesuatu yang dimaksud, yang punya kekuatan besar melalui kehadirannya di sekolah ini.
Melalui media komunikasi tulis yang paling sederhana ini, siswa mengetahui dan mempelajari banyak hal baru seperti berita, cerpen, puisi, komik, humor, opini, tips, pantun, artikel, karikatur, dan hal-hal lain yang tak sering mereka dapatkan dalam kesehariannya.
Pertama kali mading diperkenalkan, ternyata mereka jadi lebih antusias untuk menulis, mading menjadi wadah kreatifitas siswa dalam berlatih, siswa ternyata menjadi gemar menulis. Kita semua tahu bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa yang lebih sulit dikuasai setelah keterampilan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Oleh karena itu, pengadaan mading di sekolah ini menjadi sarana dalam berlatih keterampilan menulis.
Seorang ahli keterampilan menulis pernah berkata menulis itu memang sulit, untuk konteks masyarakat yang bisa membaca tetapi tidak biasa membaca, menulis itu seperti kegiatan menggali sumur dengan menggunakan jarum, sulit. Sehingga kehadiran mading di sekolah ini, diharapkan menjadi tempat siswa mencurahkan ide-ide, pengalaman, perasaan, pendapat, bahkan kritik dan saran yang dapat merangsang kreatifitas, kecerdasan, dan keterampilan siswa sehingga lebih berkreasi dalam hal menulis.
Di sekolah ini, mading menjadi tempat nongkrong saat jam istirahat, berlama-lama mereka hanya berada di depan papan mading, membaca, berkomentar, melihat foto, ataupun tergoda untuk ikut menulis. Media sederhana ini ternyata berpengaruh, siswa tetap bisa menambah wawasan, menyalurkan minat dan bakat ataupun mengasah keterampilan tanpa kehadiran gadget/gawai. Kita tahu bahwa tanpa bimbingan orang tua/guru, siswa sering menyalahgunakan gadget/gawai yang dia punya, larangan membawa gadget/gawai di sekolah ini ternyata membawa dampak baik bagi siswa, sehingga siswa terpancing untuk lebih berkreasi dan semakin kreatif dalam berkarya melalui tulisan.
Majalah dinding ternyata punya peran penting, manfaatnya sebagai media komunikasi, wadah kreatifitas, menambahkan kebiasaan membaca, pengisi waktu, melatih kecerdasan berpikir, melatih berorganisasi, dan mendorong latihan menulis, ternyata membawa dampak yang baik. Sehingga mading memang harus mendapat perhatian yang serius dari sekolah maupun pengelolanya (guru maupun siswa). 
Sekian dari saya
Saya harap tulisan ini berguna bagi kita semua
Dan mari kita sama-sama berpikir "hal sederhana ini pantas kita lestarikan"

semangat untuk para pejuang pendidikan.
Mari berkarya.

Salam
🙏🙏🙏
GGD (Guru-Guru Desa)


Three magic word's




























Semoga berkenan
Ini artikel pertama dari isi kepala yang akhirnya selesai
😁😅✌

Lihat Juga :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lomba Kesenian dan Kebudayaan Daerah Timor Tengah Selatan Meriahkan HUT RI ke-74